#$Selamat Datang Di Web Site Kami$#

Jumat, 29 Mei 2009

cerita misteri


Pengalaman Perjalanan Gaib Keluar dari Raga
Waktu Sama, Jiwa Di Dua Tempat

Dalam waktu kurang dari 10 menit, saya mengalami sebuah pengalaman yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Pernah menjadi suatu keinginan, tapi untuk mengalaminya benar-benar tidak terkhayalkan. Hari ini, keinginan yang hanya satu dua kali pernah terlintas dalam pikiran saya itu ternyata teralami juga. Terbang dengan ringan di atas Jakarta, melintasi lampu-lampu gedung di malam hari.

Dengan terus berdzikir, saya menutup mata, lalu saya mendengar suara orang yang membimbing saya di belakang. "Minta kepada Allah, untuk bisa meloncat keluar." Lalu ia melafazkan beberapa kalimat dzikrullah (semacam Password) untuk saya ikuti. Kemudian dalam keadaan sadar sepenuhnya, saya merasa sudah melewati meja ruang tamu.

SAYA MENJADI DUA

"Apakah sekarang telah melihat diri sedang duduk?" saya ditanya. Bersamaan dengan pertanyaan pembimbing saya ini, saya memang telah melihat diri saya dengan kemeja putih tampak sedang konsentrasi duduk kira-kira dua meter di depan sana. Sedangkan diri saya yang sedang melihat ini berada hampir ke luar pintu rumah. Aneh rasanya. Setelah saya menjawab ya, ia melanjutkan, "Berarti sekarang dirimu ada dua, bukan?"

Kemudian saya diinstruksikan untuk terus berjalan ke luar rumah. Saya agak bingung untuk melangkahkan "diri" saya ini. Menyadari bahwa tubuh sedang duduk, tapi di waktu yang sama sayapun merasakan bahwa saya sedang berada di luar tubuh yang sedang duduk itu. Ini belum pernah saya alami seumur hidup. Belum pernah ada referensi dalam kepala saya, apa yang harus dilakukan. Jadi dengan upaya yang agak asal-asalan saya mencoba menggerakkan spirit saya ini saja.

Terdengar lagi suara Bapak yang sabar itu, "Kok, jalannya begitu? Sekarang kan sudah ada di depan pagar, jangan bingung." Kemudian ia berkata, "Ucapkan Ya Allah, Ya Adziim, Ya Rahiim, Ya Adiil, lalu minta pada Allah untuk bisa melewati pagar. Sekarang sudah ada di jalan? Mau kemana?" ia bertanya. "Mungkin ke Menteng Raya," jawab saya dengan agak kurang yakin tapi hati saya bergejolak.

TERBANG RINGAN MELINTASI LAMPU-LAMPU GEDUNG

"Sudah di Menteng Raya? Sekarang coba pergi ke Monas, langsung," ucapnya. Pikiran sayapun dalam beberapa saat agak bingung. Tapi ini tidak lama. Saya meniatkan hati untuk ke Monas, lalu tanpa banyak waktu lagi, dalam hitungan detik saya merasa diri terbang melesat tanpa melakukan usaha apa-apa. Monas tampak di hadapan saya, makin dekat dengan cepatnya.

Kemudian pembimbing saya ini bertanya, "Apa yang kamu lihat di sana, banyak orang?" Saya belum bisa menjawab. "Tenang, jangan berpikir... menunggu saja nanti akan muncul sendiri," ucapnya. Saat mendengar petunjuknya itu, saya telah melihat banyak sosok di atas tangga Monumen Nasional yang diterangi banyak lampu itu. Sosok-sosok. Tapi tampaknya.. bukan manusia.

Mereka bergerak berseliweran. Ada satu yang tampak menatap ke arah diri saya. Putih, tinggi, seperti berjubah dari kepalanya sampai ke bawah. Kemudian dalam beberapa detik lapisan tangga di hadapan saya ini kosong lagi, figur-figur itu hilang. Sekejap, mereka muncul lagi. Jarak antara tempat saya melihat dengan mereka sekitar 50 meter.

Saya berusaha menatap sosok putih tinggi itu, ingin lebih jelas melihat wajahnya. Tapi tiba-tiba terdengar suara pembimbing saya, "Aduh, emosinya... jangan menggunakan emosi, cepat kembali lagi, kembali..." terdengar instruksi pada saya. Memang saya merasa harus kembali, tapi pada saat yang sama juga merasa masih ingin berada di sana. Tapi saya menurutinya. Secepatnya saya kembali lagi berada di ruang tamu tempat saya duduk di sudut.

NYAWA BELUM TERKUMPUL SEMUA

Sulit untuk mendeskripsikan perasaan yang memenuhi diri saya. Rasanya seperti setengah berputar, tapi tidak pusing. Pernah dengar ungkapan yang ditujukan bagi orang yang bangun tidur mendadak: "nyawanya masih belum terkumpul semua"? Mungkin jika hal itu bisa terjadi benar-benar, ya rasanya seperti yang saya alami ini.

"Mohon agar diberi cahaya putih kemudian sebar ke seluruh tubuh," terdengar lagi perintah pada saya. Setelah sadar sepenuhnya dan membuka mata, semua yang tadi saya lihatpun saya sampaikan ke bapak yang memandu perjalanan singkat saya tadi. "Tadi itu namanya perjalanan gaib keluar dari tubuh," ujarnya.

Ternyata menurutnya, saya tadi terlalu excited, sehingga tanpa terasa jiwa saya turun cepat ke bawah. Dan ini bukan hal yang menguntungkan, terutama untuk pemula. "Paling tidak, karena sebagian rasa juga ikut, akibatnya setelah kembali, bisa ada bagian tubuh yang terasa sakit karena terbentur saat jatuh ke tanah," jelas bapak berusia 48 tahun ini.

Pembimbing saya ini adalah HM. Bambang Irawan S., seorang ahli dunia supranatural. Menurutnya, yang saya alami itu berbeda dengan "terawangan" atau melihat kejadian di tempat lain tanpa keluar dari tubuh. Dalam perjalanan gaib ini, sebagian dari jiwa, pikiran, dan emosi keluar dari badan kita.

BANYAK MANFAAT BISA DIDAPAT DI NURSYIFA'

Kejadian tadi itu merupakan salah satu dari sekian banyak pengetahuan yang bisa Anda pelajari dari Pak Haji Bambang ini. Selain punya kemampuan untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun mental (ia selalu mengingatkan bahwa Tuhan yang menyembuhkan, dirinya hanya medium), ia juga bersedia membagi pengetahuannya pada banyak orang. Ia ingin makin banyak orang yang bisa menolong orang lain.

"Saya ingin banyak orang kembali lagi ke fitrahnya, sebagai insan kamil. Paling tidak mendekati," begitu keinginannya. Mendekati kondisi insan kamil atau manusia sempurna ini bisa dicapai dengan bantuannya. Bagi yang berniat untuk makin mendekatkan diri pada Tuhan, tentu diri harus dibersihkan dari segala sifat-sifat buruk dan dengan menumbuhkan semua sifat baik. Tidak mudah melakukan ini, tapi bisa dilakukan.

Anda tertarik untuk belajar hal-hal paranormal? Atau membutuhkan penyembuh yang sepenuhnya mendasarkan ilmunya pada Al Quran dan Hadist? Haji Bambang Irawan dan istrinya, Hj. Dewi, yang juga mempunyai kemampuan paranormal, bersedia mengajarkan banyak ilmu yang pasti akan bermanfaat untuk Anda lahir batin.

AGAMA DAN KEYAKINAN APAPUN BISA BELAJAR

Anda tidak harus muslim untuk bisa mendapatkan pengetahuan dan terapi penyembuhan darinya. Anda akan diminta berdoa sesuai agama Anda. Karena Haji Bambang hanya meminta pertolongan dari Tuhan. Dalam mempraktekkan metodenya, ia tidak menggunakan khodam/jin seperti yang banyak dilakukan oleh beberapa paranormal.

Tentu saja dalam mempelajari pengetahuan keparanormalan darinya Anda juga harus berikhtiar dalam bentuk ibadah pada Tuhan. Saya rasa Anda sependapat bahwa keharusan ini tentunya akan memberi banyak manfaat pada diri kita









PUSAKA DARI ALAM GAIB

Waktu menunjukan menjelang jam12 tengah malam saat aku tiba ditempat tujuanku. Udara terasa sangat dingin, walaupun kerah baju kurapatkan tetap terasa mengigit sampai ketulang-tulang. Berdasarkan petunjuk yang kuterima, malam itu aku harus berada di Pancuran Tujuh Sukabumi tepat jam 12 tengah malam, untuk menerima benda pusaka dari alam gaib.

Situasi Pancuran Tujuh Sukabumi telah berubah jauh dibandingkan 20 tahun yang lalu., saat ini telah menjadi kebun penduduk, pohon-pohon tumbuh setinggi kepala dimana-mana.

MALAM MENJELANG TURUNNYA PUSAKA

Malam itu terasa sangat menyeramkan, sinar dari bintang2 dilangit tidak cukup terang untuk bisa melihat dengan jelas, Aku duduk bersila dengan takzimnya diantara pepohonan, rimbun daun yang bergerak tertiup angin terlihat seakan memunculkan bayangan mahluk menyeramkan dipenglihatanku. Ku-baca ayat perlindungan untuk melindungiku dari mahluk jahat maupun binatang buas, ular, kalajengking, dll. Samar-samar kulihat adikku sedang mengambil tempat sekitar 10 meter didepanku, dan disebelah kananku, Yanto sedang berusaha untuk duduk, tapi posisinya tidak memungkinkan untuk duduk karena rapatnya pepohonan.

Waktu bergerak terus mendekati jam 12 tengah malam tepat.

Tiba2 suara-suara jangkrik dan seruing mendadak berhenti, dan bulu kudukku merinding bangun, tercium bau yang harum tapi aneh, kucoba untuk konsentrasi membuka penglihatan gaibku, pasti pusaka gaib itu sudah datang. Terlihat sinar terang melesat datang dari arah timur dan kemudian berputar-putar diatas kepalaku, kubuka mataku dan melihat keatas, ternyata pusaka yang kutunggu telah datang dan sedang melayang diatas kepalaku, berbentuk kepala tombak.

TOMBAK ITU BERPUTAR-PUTAR DAN KEMUDIAN MENGHUJAM DADAKU

Setelah berputar-putar selama beberapa saat, tombak pendek itu kemudian melayang turun dan mendadak menghujam kearahku. Hatiku tercekat, rasanya aku ingin berteriak dan meloncat menghindar tapi tak kuasa bergerak karena tombak menukik tajam kearahku secepat kilat, Aku pasrah kepada Allah SWT apapun yang akan terjadi...…

Tombak kulihat menembus diriku dan menghujam ketanah dibelakangku……

Dengan berdebar-debar, kuraba dadaku yang tertembus tombak, ternyata tidak ada darah mengucur, dan tidak ada rasa sakit tertembus tombak.

Menurut perasaanku, tombak menghujam tanah tepat dibelakangku sejarak satu jengkal, kuraba kebelakang untuk memastikan keberadaan tombak, kuraba sekali, tidak ada benda apapun, dua kali, tidak ada apa-apa hanya tanah, rumput, pada yang ketiga kalinya, tanganku menyentuh benda yang ternyata adalah tombak itu.

Sebetulnya aku tidak perlu kaget karena saat tombak menukik dan menghujam kearah diriku tombak tersebut masih dialam peralihan, dari alam gaib kealam nyata, sehingga tidak akan mungkin melukaiku (masih belum mewujud nyata). Tombak baru mewujud beberapa saat kemudian.

Kuambil tombak yang ternyata telah mewujud itu dan kulihat sangat indahnya.

Saat sedang mengagumi keindahan tombak, tiba-tiba terdengar suara krontang yang keras di belakangku, suara benda jatuh di-aspal 100 meter dari tempatku bersila, sebelumnya, terlihat ada sinar melesat keluar dari tubuh Yanto, keluar dari kepalanya melayang menuju kearah timur dan ternyata mewujud jadi pedang panjang bermata dua yang aneh, dan jatuh diaspal dekat mobil diparkir. Kami semua dengan cepat berlari kearah jatuhnya pedang, karena bilamana tidak segera disentuh, pedang akan masuk kembali kealam gaib.

TOMBAK BERPAMOR WAYANG KULIT YANG INDAH

Lampu mobil dinyalakan dan tombak yang kudapat kuteliti. Tombak berpamor khusus dengan gambar wayang kulit dipamornya membuat ku geleng-geleng kepala karena indahnya dan karena seakan-akan baru saja keluar dari tungku pembuatan. Kulihat Yanto juga sedang meneliti pedang yang didapatnya dan mengagumi bentuknya yang gagah, dimana panjangnya lebih kurang Semeter lebih.

Lho mana Budi ? Dapat enggak yaa dia ? Demikian hati kecilku bertanya.

Setelah menyimpan tombakku, maka aku segera menuju ketempat Budi tadi kulihat bersila, ternyata Budi sedang berusaha mencari Kujang-nya (Keris Pasundan), yang menghujam masuk ke rimbunan semak-semak 3 meter didepannya. Setelah satu jam lebih tidak ketemu juga akhirnya kami memutuskan untuk mencarinya besok pagi saja saat terang tanah dan pulang ketempat kami bermalam di Sukabumi…….

PANORAMA PEGUNUNGAN DI PAGI HARI TERNYATA SANGAT INDAH

Pagi-pagi sekali setelah sarapan pagi ala kadarnya, maka kami pergi lagi ke Pancuran Tujuh, dan suasananya telah berubah total pada saat terang.

Rimbunan pepohonan hijau terlihat indah sekali dengan latar belakang puncak Gunung Gede kebiruan, diarea terlihat tanaman jagung, cabai, dan pohon bunga-bunga yang indah menghampar berwarna warni. Sejenak kami mengagumi keindahan ciptaan Allah SWT.

Puas menikmati keindahan alam, kamipun teringat akan benda pusaka yang belum ditemukan, setelah mencari-cari bersama beberapa saat, kujang pusaka langsung ditemukan menghujam dikerimbunan pohon tomat.

Kamipun kembali ketempat bermalam untuk meneliti pusaka-pusaka yang kami dapat, sambil mengagumi keindahannya, dan membayangkan cara membuatnya yang sangat rumit. Kupanjatkan do'a syukur kehadirat Allah SWT atas pemberian-Nya yang menakjubkan.


.

0 komentar: